Halaman

Selasa, 28 Agustus 2012

Dalam ketiadaan sebuah kebahagiaan.


Kehidupan bermain dengan penuh perasaan, hingga membuat gerakan – gerakan fikiran yang teraplikasikan bersama tindakan hingga tergambarkan sebagai peran yang dimana masing – masing kita akan memainkannya. Seiring jaman yang terus menggerus manusia untuk memenuhi kebutuhan, ternyata kesetiaan yang sudah di ikrarkan ( syahadat ) pun tertinggal dan akhirnya hanya sebagai penghias “kejelasan”. Bahwa kita adalah ISLAM. Banyak yang mengeluhkan tentang penderitaan, mungkin juga termasuk jiwa ini. Namun jika melihat ke dalam lagi tentang penciptaan serta hakekat hidup ini. aku pun merasa malu.


Karena ternyata yang sesungguhnya membuat jiwa kerdil ini, terus berkembang dan tegar adalah dimulai dari segala hal yang membuatnya lelang dan bahkan hampir hilang...atas segalanya yang bernilai sementara.  Ketika itu, tak ada sedikitpun kesadaran bahwa yang mengayakan kehidupan itu adalah IMAN. Yang membuat kita bahagia itu bukan suatu keberlimpahan harta material yang dapat tertembus dengan mata ataupun dari berbagai macam penghiburan yang instan. Karena kebahagiaan adalah nilai kesetiaan yang tinggi, yang jujur, yang tulus atas sebuah kesyukuran dan buah amal dari IMAN. Subhannallah...


Cinta-Nya menggelora hingga membuatku menitikkan air mata..


 “Jika engkau ingin menghitung nikmat Allahniscaya Engkau tidak akan bisa
 Dan sungguh manusia sangat dzalim dan ingkar”

(QS. Ibrahim: 34)


Astagfirullah, Astagfirullah.., Astagfirullahaladzim...


Betapa nikmatnya kesulitan ini, betapa indahnya kepiluan ini, betapa anggunnya langkah ini, sekalipun sempat lunglai bertapak  di jalan ini, jalan dimana darah dan nyawapun sebagai taruhan.

Air mata membasahi wajah ini, segala syukur atas kehadirat cinta-NYA memayungi setiap jengkal kenangan bersama daya dan upaya yang tengah dikerahkan. Dunia yang penuh syarat dengan godaan, tak jarang membuat semangat dan tujuan membelot dari apa yang diutamakan. Astagfirullah Ampuni aku ya Allah..., tunjukilah kami jalan lurus-MU sebagaimana Kau beri petunjuk jalan bagi orang yang Engkau Rahmati, dan bukan jalan orang – orang yang Engkau sesatkan..., Amin.

Dan manakah Nikmat Tuhan Yang Kau dustakan?


Semakin Engkau terasa dekat, semakin aku tak mampu dan tak sanggup menanggung beban yang sebenarnya rindu itu ada dalam jiwaku dari dulu. Cahaya terang itu, kadang tertutup oleh kehingar bingaran yang berlebihan di satu tempat tinggal yang sungguh seharusnya tak pantas untuk kami banggakan.

Banyak hak – hak yang tak tertunaikan, sering kali terlupakan atau bahkan teremehkan. Teguran-Mu...begitu lembut hingga membuat hati yang berbatas ini, tak sanggup menerima tanda – tanda kepedulian itu.  Hidayah yang begitu megah telah tertelungkup dan menyatu dengan rindu yang sering berakhir bersama rukuk dan sujud – sujud malamku. Alhamdulillah..


Kejujuran, Cinta, ketulusan, keikhlasan,....
kesabaran, ketegasan, kelapangan jiwa dalam perbedaan, penerimaan, penghormatan....
sosial, bahkan sampai dengan intelektual...

agama ini, ISLAM,
mulia, suci, tinggi, damai membawa ketenangan
gagasan serta fikiran yang terbuka

bersyukurlah,
semestinya kita jaga ISLAM kita dengan sebenarnya....
dengan sebagaimana mustinya sebagai seorang khalifah yang tegak berkilah di kancah medan yang membuncah hingga menjadi sejarah ISLAM yang indah..

banggalah, karena KITA adalah bagian pejuang cinta di jalanNYA...
jalan Allah ta'alla & generasi penerus umat RasulNYA
Muhammad s.a.w

Yang tidak membutakan sebuah fitrah cinta hanya untuk kepentinga KITA saja...

“.........agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, “

( Q.S AL Anfaal(8): 42)


Masih bernafas sampai detik ini,
Masih berjalan terselimuti dengan masa kini...

Para pencinta sejati tak suka berjanji,
Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai,
Mereka akan segera membuat rencana untuk memberi....”

M. Aniss Matta )


Ya Allah,
Senantiasakanlah kami berseru dengan lirih rasa kami yang hakiki..,
yang kami tegakkan bersama jalan juang cinta ini,
cinta para pejuang dari pencinta sejati...
dimana kan gugur di ribaan Illahi Rabbi..
adalah cita – cita kami yang tinggi...


Pada pengakuan yang kesekian kalinya ini,
ku tahu bahwa Engkau tak pernah lelah mendengar jerit hati...
kegembiraan yang membuncah itu terkadang mudah mendekatkan kepada kelalaian...
seperti bahwa terlupa nafas ini, juga akan berhenti...

maka berikanlah selalu kasih dan cintaMU..
karena dengan rahmat-MU , dengan Ridho-MU..
kami akan dapat kebahagiaan yang murni...

“Yang mereka cintai sesungguhnya adalah ALLAH,
Adalah kebenaran, adalah misi hidup mereka.
Bukan orang atau benda atau bentuk apapun.
Manusia hanya medan karya tempat cinta mengejawantahkan.
Maka Allah memberi mereka kelezatan demi kelezatan setiap kali cinta itu mengejawantah.”

M . Aniss Matta )

Dan ketika Iman menelusup dan tumbuh dalam jiwamu...
Maka kesakitan terbakar bara hingga melumpuhkan seluruh raga..
Akan tetap tak dapat mengubah Qalbu..
Karena dengan sakit yang penuh kesadaran bersama taqwa saja...
Yang kan turut menyemarakkan cinta KITA...
Yang kan sambut menyambut hingga menyatukan rasa..
Bersama kejujuran dan keberanian untuk memberikan yang terbaik bagi agama ini,
ISLAM yang MULIA...

Insya Allah...

La haulla walla quwatta illa billah...


“ Tuhan tidak sering memberikan bantuan-NYA secara langsung kepada KITA..., karena itu ada anjurannya bagi kita untuk menjaga silaturahmi....”

Mario Teguh )






“Allah, I wanna thank you I wanna thank You for all the things that you’ve done....
Alhamdulillah, Alhamdulillah All praises to Allah, All praises to Allah...”


( Maher Zain )




Alhamdulillah....

dengan keberadaan dia ( pulau'ku) dan dia ( matahari'ku)
aku merasa cukup....,
karena matahari senja di samudera yang luas itu terlihat indah ketika jiwa terdiam dan bertasbih di pulau yang menyiratkan ketenangannya...

rangkaian yang hanya untuk KITA saja..
KITA saja... selebihnya biarlah menjadi pemanis lukisnya...


Dan biarlah semua ini, hidup dalam JIWA,
yang terbingkis dengan kesederhanaan rupa warnanya...

untuknya matahariku dan pulau indahku..

Cukup doaku dalam hati dan Allah saja yang Tahu dan Mendengarnya, karena begitu ia istimewa dan ia hanya akan terasa lebih indah jika ku eja dalam doa yang tak seorang pun dapat mengetahuinya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar