Kehidupan bermain dengan penuh perasaan, hingga membuat gerakan – gerakan
fikiran yang teraplikasikan bersama tindakan hingga tergambarkan sebagai peran
yang dimana masing – masing kita akan memainkannya. Seiring jaman yang terus
menggerus manusia untuk memenuhi kebutuhan, ternyata kesetiaan yang sudah di
ikrarkan ( syahadat ) pun tertinggal dan akhirnya hanya sebagai penghias
“kejelasan”. Bahwa kita adalah ISLAM. Banyak yang mengeluhkan tentang
penderitaan, mungkin juga termasuk jiwa ini. Namun jika melihat ke dalam lagi
tentang penciptaan serta hakekat hidup ini. aku pun merasa malu.
Karena ternyata yang sesungguhnya membuat jiwa kerdil ini, terus berkembang dan
tegar adalah dimulai dari segala hal yang membuatnya lelang dan bahkan hampir
hilang...atas segalanya yang bernilai sementara. Ketika itu, tak ada
sedikitpun kesadaran bahwa yang mengayakan kehidupan itu adalah IMAN. Yang
membuat kita bahagia itu bukan suatu keberlimpahan harta material yang dapat
tertembus dengan mata ataupun dari berbagai macam penghiburan yang instan.
Karena kebahagiaan adalah nilai kesetiaan yang tinggi, yang jujur, yang tulus
atas sebuah kesyukuran dan buah amal dari IMAN. Subhannallah...
Cinta-Nya menggelora hingga membuatku menitikkan air mata..
“Jika engkau ingin menghitung nikmat
Allah, niscaya Engkau tidak akan
bisa
Dan sungguh manusia sangat dzalim dan ingkar”
(QS. Ibrahim: 34)
Astagfirullah, Astagfirullah.., Astagfirullahaladzim...
Betapa nikmatnya kesulitan ini, betapa indahnya kepiluan ini, betapa anggunnya
langkah ini, sekalipun sempat lunglai bertapak di jalan ini, jalan dimana
darah dan nyawapun sebagai taruhan.
Air mata membasahi wajah ini, segala syukur atas kehadirat cinta-NYA memayungi
setiap jengkal kenangan bersama daya dan upaya yang tengah dikerahkan. Dunia
yang penuh syarat dengan godaan, tak jarang membuat semangat dan tujuan
membelot dari apa yang diutamakan. Astagfirullah Ampuni aku ya Allah...,
tunjukilah kami jalan lurus-MU sebagaimana Kau beri petunjuk jalan bagi orang
yang Engkau Rahmati, dan bukan jalan orang – orang yang Engkau sesatkan...,
Amin.
Dan manakah Nikmat Tuhan Yang Kau dustakan?
Semakin Engkau terasa dekat, semakin aku tak mampu dan tak sanggup menanggung
beban yang sebenarnya rindu itu ada dalam jiwaku dari dulu. Cahaya terang itu,
kadang tertutup oleh kehingar bingaran yang berlebihan di satu tempat tinggal
yang sungguh seharusnya tak pantas untuk kami banggakan.
Banyak hak – hak yang tak tertunaikan, sering kali terlupakan atau bahkan
teremehkan. Teguran-Mu...begitu lembut hingga membuat hati yang berbatas ini,
tak sanggup menerima tanda – tanda kepedulian itu. Hidayah yang begitu
megah telah tertelungkup dan menyatu dengan rindu yang sering berakhir bersama
rukuk dan sujud – sujud malamku. Alhamdulillah..
Kejujuran, Cinta, ketulusan, keikhlasan,....
kesabaran, ketegasan, kelapangan jiwa dalam perbedaan, penerimaan,
penghormatan....
sosial, bahkan sampai dengan intelektual...
agama ini, ISLAM,
mulia, suci, tinggi, damai membawa ketenangan
gagasan serta fikiran yang terbuka
bersyukurlah,
semestinya kita jaga ISLAM kita dengan sebenarnya....
dengan sebagaimana mustinya sebagai seorang khalifah yang tegak berkilah di
kancah medan yang membuncah hingga menjadi sejarah ISLAM yang indah..
banggalah, karena KITA adalah bagian pejuang cinta di jalanNYA...
jalan Allah ta'alla & generasi penerus umat RasulNYA
Muhammad s.a.w
Yang tidak membutakan sebuah fitrah cinta hanya untuk kepentinga KITA saja...
“.........agar orang yang binasa itu
binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya
dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui, “
( Q.S AL Anfaal(8): 42)
Masih bernafas sampai detik ini,
Masih berjalan terselimuti dengan masa kini...
“Para pencinta sejati tak suka berjanji,
Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai,
Mereka akan segera membuat rencana untuk memberi....”
( M. Aniss Matta )
Ya Allah,
Senantiasakanlah kami berseru dengan lirih rasa kami yang hakiki..,
yang kami tegakkan bersama jalan juang cinta ini,
cinta para pejuang dari pencinta sejati...
dimana kan gugur di ribaan Illahi Rabbi..
adalah cita – cita kami yang tinggi...
Pada pengakuan yang kesekian kalinya ini,
ku tahu bahwa Engkau tak pernah lelah mendengar jerit hati...
kegembiraan yang membuncah itu terkadang mudah mendekatkan kepada kelalaian...
seperti bahwa terlupa nafas ini, juga akan berhenti...
maka berikanlah selalu kasih dan cintaMU..
karena dengan rahmat-MU , dengan Ridho-MU..
kami akan dapat kebahagiaan yang murni...
“Yang mereka cintai sesungguhnya adalah
ALLAH,
Adalah kebenaran, adalah misi hidup
mereka.
Bukan orang atau benda atau bentuk
apapun.
Manusia hanya medan karya tempat cinta
mengejawantahkan.
Maka Allah memberi mereka kelezatan
demi kelezatan setiap kali cinta itu mengejawantah.”
(
M . Aniss Matta )
Dan ketika Iman menelusup dan tumbuh dalam jiwamu...
Maka kesakitan terbakar bara hingga melumpuhkan seluruh raga..
Akan tetap tak dapat mengubah Qalbu..
Karena dengan sakit yang penuh kesadaran bersama taqwa saja...
Yang kan turut menyemarakkan cinta KITA...
Yang kan sambut menyambut hingga menyatukan rasa..
Bersama kejujuran dan keberanian untuk memberikan yang terbaik bagi agama ini,
ISLAM yang MULIA...
Insya Allah...
La haulla walla quwatta illa billah...
“ Tuhan tidak sering memberikan bantuan-NYA secara langsung kepada KITA...,
karena itu ada anjurannya bagi kita untuk menjaga silaturahmi....”
(
Mario Teguh )
“Allah, I wanna thank you I wanna thank You for all the things that
you’ve done....
Alhamdulillah, Alhamdulillah All praises to Allah, All praises to
Allah...”
( Maher Zain )
Alhamdulillah....
dengan keberadaan dia ( pulau'ku) dan dia ( matahari'ku)
aku merasa cukup....,
karena matahari senja di samudera yang luas itu terlihat indah ketika jiwa
terdiam dan bertasbih di pulau yang menyiratkan ketenangannya...
rangkaian yang hanya untuk KITA saja..
KITA saja... selebihnya biarlah menjadi pemanis lukisnya...
Dan biarlah semua ini, hidup dalam JIWA,
yang terbingkis dengan kesederhanaan rupa warnanya...
untuknya matahariku dan pulau indahku..
Cukup doaku dalam hati dan Allah saja yang Tahu dan Mendengarnya, karena begitu
ia istimewa dan ia hanya akan terasa lebih indah jika ku eja dalam doa yang tak
seorang pun dapat mengetahuinya......